Berita Politik - Kongres II Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) diramaikan nama sosok-sosok populer yang digadang-gadang masuk dalam bursa calon ketua umum ISNU periode 2018-2023.
Satu di antaranya nama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Sepak terjangnya dalam mendongkrak prestasi olahraga nasional maupun internasional, termasuk penyelenggaraan Asian Games 2018, membuatnya dinilai pantas menduduki jabatan tersebut.
Steering Commitee (SC) Kongres II ISNU Yosep Yusdiana mengungkapkan, Imam Nachrowi menjadi satu di antara sejumlah sosok-yang dianggap memiliki talenta sesuai dengan kriteria yang diharapkan ISNU, sehingga layak menempati jabatan Ketua Umum ISNU periode 2018-2023.
"Pak Imam Nacrowi punya talenta, nama beliau muncul seiring dinamika politik yang berkembang menjelang kongres," ungkap Yosep di sela-sela Kongres II ISNU di Universitas Islam Nusantara (Uninus), Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/8/2018).
Selain Imam Nachrowi, nama lain yang muncul ke permukaan, yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid. Bahkan, kata Yosep, Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa pun berpeluang kembali menempati jabatanya untuk periode keduanya.
"Mahfud MD dan Nusron Wahid banyak diperbincangkan, terutama lewat media sosial," ujarnya. - Agen Judi Online Terpercaya
Nama lainnya, yakni Irjen Kemenag Nur Kholis Setiawan, pejabat BUMN Alhambra, hingga sejumlah nama lainnya dengan latar belakang profesi sebagai rektor maupun guru besar. Bahkan, sejumlah akademisi bergelar profesor, doctor, hingga magister bermunculan dan dinilai layak menempati jabatan tersebut.
"Mereka memiliki talenta. Saya kira pertanyaannya bukan layak atau tidak layak karena dari sisi itu publik sudah memahami jika mereka memang layak," kata Yosep yang juga Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) ISNU Jabar itu.
Sosok-sosok tersebut diharapkan mampu mengabdi memimpin ISNU dengan membawa ide-ide kongkret hingga berbuah menjadi sebuah keputusan politik. Hal itu, kata Yosep, bisa terjadi manakala mereka mampu tampil ke muka untuk memimpin ISNU.
"Ayo sama-sama turun gunung. Menjadi seorang intelektual, akademisi, cendikiawan itu tidak perlu merasa alergi terhadap proses memimpin organisasi," ujar Yosep.
Meski ISNU merupakan badan otonom termuda Nahdlatul Ulama (NU), namun karena memiliki motor kaum intelektual dan cendekiawan, ISNU menjadi organisasi yang memiliki peran strategis. Bukan hanya bagi NU, namun juga bagi bangsa ini.
"Dengan kuantitas intelektual dan cendikiawan yang besar serta kualitasnya yang mumpuni, sayang jika sosok-sosok tersebut tidak dimunculkan. Nanti para PC (pengurus cabang) akan melihat sosok-sosok itu dengan talentanya masing-masing," papar Yosep.
Kongres II ISNU digelar di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Sabtu (25/8/2018) dan akan berakhir Minggu 26 Agustus 1018 besok dengan agenda utama memilih Ketua Umum ISNU periode 2018-2023. Kongres II ISNU dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat 24 Agustus 2018.
Menurut dia, ISNU tengah dihadapkan pada sejumlah tantangan besar bangsa ini, terutama dalam menanggapi percepatan arus teknologi informasi yang terus berkembang, termasuk percepatan industriliasi, sehingga dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu menjawab berbagai tantangan itu, mulai persoalan keilmuan hingga berbagai persoalan kebangsaan.
No comments:
Post a Comment